KUDUS, JejakLensa.com – Lahan seluas 7.000 meter persegi di Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus berhasil mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan.
Lahan milik Abdul Rouf itu berhasil mengembangkan kembang kol dengan mengintegrasikan berbagai sektor pertanian, perikanan, dan peternakan ayam dalam satu siklus berkesinambungan.
Pendamping Petani, Agus Setiawan,Pendamping Petani, Agus Setiawan, menjelaskan bahwa sistem pertanian berkelanjutan dirancang untuk memaksimalkan setiap sumber daya.
Sebagai contoh, kotoran ayam diolah menjadi pupuk untuk tanaman, sisa tanaman menjadi pakan maggot, dan maggot digunakan sebagai pakan ikan.
Sejauh ini, pengembangan jenis tanaman ini pun berjalan baik. Bahkan bila dirawat dengan baik, bobot rata-rata tanaman mencapai 1,5 kilogram.
Ia melanjutkan, pertanian kembang kol masih jarang ditemukan di wilayah Kudus. Dengan Desa Soco yang berhasil mengembangkan tanaman kembang kol, Agus mendorong petani Desa Soco mengembangkan jenis tanaman ini. Terlebih kembang kol menjadi salah satu tanaman yang diminati masyarakat.
“Harapannya ini (pertanian berkelanjutan di Desa Soco) menjadi salah satu contoh untuk menggerakkan masyarakat untuk meniru sistem pertanian semacam ini,” kata Agus.
Pengelola lahan, Syakur menambahkan bahwa KK Farm menjual hasil panen langsung kepada masyarakat dan mengundang konsumen untuk memetik sendiri di lahan.
Selain itu, pemanfaatan limbah ternak ayam untuk biogas dan pupuk organik telah menghilangkan ketergantungan pada pupuk kimia.
Inisiatif ini diharapkan bisa menjadi contoh yang menginspirasi petani lain di Desa Soco untuk menerapkan sistem serupa.
Dengan demikian, lahan dapat menjadi lebih produktif sekaligus mendukung swasembada pangan dan energi di Kabupaten Kudus.
(Red.)